MAKALAH motivating


BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Penggerakan (motivasi) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Fungsi penggerakan ini merupakan fungsi yang terpenting, karena pelaksanaan fungsi ini adalah manusia sendiri sebagai objek langsungnya. Tidak mengherankan apabila dalam pertumbuhan ilmu administrasi terdapat berbeda-beda istilah yang dipergunakan untuk fungsi ini.
Istilah yang paling tepat dipergunakan untuk menunjukkan fungsi organic administrasi dan managemen yang langsung menyangkut manusia di dalam organisasi adalah istilah moticating, atau yang terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah “penggerakan” meskipun terjemah yang lebih tepat sebenarnya ialah “pemberian motif.

B.  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa definisi dari motivating ?
2.      Bagaimana klasifikasi kebutuhan manausia ?
3.      Bagaimana teknik-teknik motivating?
4.       Apa tujuan motivating?

C.  TUJUAN MAKALAH
1.      Mengetahui definisi dari motivating.
2.      Mengetahui Bagaimana klasifikasi kebutuhan manausia
3.      Mengetahui teknik-teknik motivating.
4.      Mengetahui tujuan motivating.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  DEFINISI PENGGERAKAN (MOTIVATING)
Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Berikut adalah beberapa pengertian motivating menurut para ahli :
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:143) : “Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.
Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2007:93) : “Motivasi adalah factor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang”.
Menurut T. Hani Handoko (2003:252) : “Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorangyang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Maka penggerakan (motivating) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Dalam pertumbuhan ilmu administrasi , istilah yang selalu berbeda-beda adalah istilah yang dipergunakan untuk fungsi administrasi dan fungsi manajemen. Perubahan perubahan istilah yang dipergunakan itu adalah suatu hal yang sangat logis apabila diingat bahwa dengan  perkembangan ilmu administrasi yang amat pesat, pandangan terhadap manusia yang berorganisasi serta peranannya didalam organisasi semakin lama semakin dipahami. Tetapi menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M.P.A. istilah yang paling tepat untuk digunakan pada masa sekarang adalah istilah motivating.
Penggunaan istilah motivating tersebut didasarkan pada tiga pertimbangan, yaitu sebagai berikut :
1.      Motivating secara implisit berarti bahwa pimpinan organisasi berada di tengah tengah para bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat, dan koreksi jika di perlukan. Hal ini berbeda dalam hal penggunakan istilah istilah lain, seperti commanding yang dipergunakan oleh Henri Fayol , directing yang dipergunakan oleh Gullick, Koobtz dan sarjana lain, serta octuating seperti dipergunakan oleh George R. Terry. Commanding memberikan kesan bahwa pimpinan berada “diatas” dan tidak ikut serta mengamati pelaksanaan,karena pimpinan berada terlalu jauh daripada bawahannya . Sebaliknya istilah directing memberikan kesan bahwa pimpinan organisasi juga berada jauh dari para pelaksana, karena mereka berada disamping yang dipimpin . Keterlibatan langsung dalam pengamatan pelaksanaan tidak terlihat dalam penggunaan istilah ini .
Demikan juga halnya tentang penggunaan istilah actuating. karena actuating berarti  menggerakan dari belakang . Kelamahan-kelemahan yang terlihat dalam penggunaan istilah commanding , directing ,dan leading, atau istilah –istilah lainnya terlihat pula dalam actuating. Karena itu, istilah yang paling tepat menggambarkan fungsi penggerakan dalam arti pemberian motif adalah motivating.
2.      Secara implisit pula dalam istilah motivating telah tercakup adanya usaha untukmengsinkronisasikan tujuan organisasi dan tujuan-tujuan pribadi anggota organisasi.
3.      Secara eksplisit dalam pengertian ini jelas terlihat bahwa para pelaksana operatif dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa macam perangsang (pendukung).
Untuk membedakan pelaksanaan fungsi itu pada tingkat adminstrasi  dan manajemen dapat dikatakan bahwa administrative motivating bersifat menyeluruh dan menyangkut semua orang di dalam organisasi, yaitu pemberian motif kepada setiap orang didalam organisasi terutama dilihat dari segi penentuan kebijakannya sedangkan manageria motivating adalah lebih bersifat khusus dan lebih menonjolkan pemberian motif kepada para anggota organisasi secara individual.
B.  KLASIFIKASI KEBUTUHAN MANUSIA
Telah ditegaskan bahwa dalam organisasi harus terdapat sinkronisasi antara tujuan organisasi sebagai keseluruhan serta tujuan pribadi anggota organisasi. Dalam arti yang sesungguhnya dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya pimpinan organisasi untuk melaksanakan fungsi motivating itu sangat tergantung atas kemampuan pimpinan merealisasikan adanya sinkronisasi tersebut.
Setiap manusia normal mendasarkan hidupnya kepada filsafat quid pro quo jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti sesuatu untuk sesuatu. Atau dalam pepatah Indonesia : “ ada ubi ada talas, ada budi ada balas.” Seorang manusia akan rela memberikan budinya apabila ia yakin bahwa ia akan menerima balas yang setimpal dengan budi yang diberikan.
Karena itu inti dari seluruh teori motivating ialah bahwa motiv-motiv penggerakan yang dipergunakan oleh administrasi dan manajemen terhadap para bawahannya adalah motiv yang senada dengan motiv para bawahan itu untuk penggabungan dirinya dengan organisasi yang bersangkutan . Motiv para bawahan itu untuk menggabungkan diri dengan sesuatu organisasi adalah motiv pemuasan kebutuhan.
Pada garis besarnya setiap manusia mempunyai dua macam kebutuhan pokok. Pertama, ia mempunyai kebutuhan yang bersifat materi. Kedua, ia mempunyai kebutuhan yang berbentuk non materi. Tetapi diakui bahwa penggolongan kebutuhan yang demikian luas ini belum cukup untuk dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui secara spesifik, kebutuhan-kebutuhan manusia normal itu.
Menurut Abraham H.Maslow mengenai kebutuhan manusia. Didalam bukunya yang  berjudul “Motivation And Personality”, Maslow menggolongkan kebutuhan manusia itu kepada lima tingkat kebutuhan (fife hiararchy of needs). Kelima tingkat kebutuhan ini perlu diketahui oleh pimpinan organisasi dan berusaha untuk memuaskannya bagi para bawahannya kelima tingkat kebutuhan itu menurut Maslow adalah sebagai berikut:
  1. Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisiologis (physiological needs). Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal yaitu seperti berikut :
1)      Sandang,
2)      Pangan, dan
3)      Tempat berlindung atau perumahan.
Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan kebutuhan kebutuhan yang amat primer karena kebutuhan-kebutuhan ini telah terasa sejak seorang manusia dilahirkan hingga dia memasuki liang kuburnya.
  1. Kebutuhan-kebutuhan keamanan (safety needs)
Kebutuhan-kebutuhan keamanan ini mengarah kepada dua bentuk,yakni sebagai berikut:
1)      Kebutuhan akan keamanan jiwa,yang bagi pimpinan organisasi terutama berarti keamanan jiwa ditempat pekerjaan pada waktu jam kerja. Dalam arti luas tentunya setiap manusia membutuhkan keamanan jiwanya dimanapun dia berada.
2)      Kebutuhan akan keamanan harta,ditempat pekerjaan padawaktu jam kerja.
Pentingnya pemuasan kebutuhan ini jelas terlihat dan amat terasa pada organisasi modern dimana pimpinan organisasi selalu mengutamakan keamanan dengan mengecek alat-alat yang dipergunakan. Bentuk lain dari pemuasan ini ialah dengan jalan memberikan perlindungan asuransi pada karyawan organisasi. Pemberian premi yang besar kepada mereka yang melakukan tugas-tugas  berbahaya seperti para pekerja tambang dibawah tanah, para penerbang, dan pekerja serupa.
  1. Kebutuhan-kebutuhan social (socialneeds)
  2. Karena manusia adalah makhluk social,sudah jelas yang mempunyai kebutuhan- kebutuhan social yang tergolong empat golongan yaitu,
1)      Kebutuhan akan perasaan yang harus diterima oleh orang lain dimana ia hidup dan bekerja(sense of belonging)
2)      Kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa dirinya penting (sense of important)oleh karena itu dalam proses penggerakan dengan pimpinan organisasi harus dapat memperlakukan setiap orang sehingga orang itu mendapatkan kesan bahwa dirinya dan tugas yang dibebankan kepadanya itu penting untuk tercapainyan tujan organisasi.
3)      Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal(sense of achievement) Tidak ada satu orangmanusia normal yang merasa senang jika menghadapi kegagalan. Sebaliknya ia akan merasa senang jika ia memperoleh kemajuan,baik bentuk harta yang makin banyak, pangkat yang lebih tinggi, jabatan yanglebih bertanggungjawab, karna kesemuanya ini diduga akan mempermudah untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya yang lain. Bahkan dibeberapa masyarakat, tersedia jalan terhormat terakhir bagi orang-orang yang gagal dalam hidupnya. Misalnya , hara kiri bagi seorang jepang yang merasa dirinya gagal.
4)      Kebutuhan akan perasaan “ikut serta” (sense of participation). Sesuai dengan konsep administrasi dan manajemen demokratis, sering dikenal juga dengan istilah partisipative administration and managemen, anggota suatu organisasi akan merasa senang akan mempunyai kegairahan bekerja yang lebih besar apabila mereka itu diajak turut serta dalam berbagai kegiatan administrasi dan manajemen, dalam arti kepada mereka diberikan kesempatan memberikan saran-saran, ide, pendapat,kritik, dan informasi dalam rangka pengambilan keputusan yang lebih tepat, terutama yang menyangkut tugas pekerjaan dan nasibnya.
  1. Kebutuhan akan prestise (esteem needs).
Idealnya prestise timbul sebagai akibat prestasi. Tetapi dalam ”dunia kenyataan” tidak selalu demikian halnya. Meskipun demekian perlu di perhatikan oleh kelompok pimpinan bahwa semakin tinggi kedudukan seorang di dalam organisasi dan di masyarakat,semakin tinggi pula status dan prestisenya. Prestise dan status itu di manivestasikan oleh banyak hal yang bersifat aneka ragam simbol. Semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin banyak pula hal-hal yang di pergunakannya sebagai symbol statusnya itu. Misalnya,kursi bertangan membedakan seorang “kepala” dengan orang orang sekelilingya yang bukan kepala, meja yang lebih besar, kamar kerja sendiri, mobil dinas, dan sebagainya.
  1. Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self aktualisation).
Hal ini berarti bahwa setiap manusia ingin mengembangkan kapasitas mental dan kapasitas kerjanya mealalui berbagai cara seperti on the job training, of the job training, seminar, konferensi, pendidikan akademis, dan sebagainya. Ketidakmampuan/kegagalan merealisasikan sinkronisasi ini akan mengakibatkan dua hal yang negative yaitu sebagai berikut:
1)      Orang orang yang mendadak atau berangsur angsur akan meninggalkan organisasi.
2)      Orang orang akan tetap tinggal didalam organisasi, akan tetapi memperalat organisasi.
Kedua kemungkinan itu sangat tidak baik bagi organisasi, karenanya harus dicegah agar tidak terjadi.



C.  TEKNIK-TEKNIK PENGGERAKAN (MOTIVATING)
Pelaksanaan fungsi motivating dalam organisasi dapat dijalankan dengan baik menggunakan teknik-teknik sebagai berikut: Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap anggota organisasi:
1.      Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami, serta menerima baik tujuan tersebut.
2.      Jelaskan filsafat yang dianut pimpinan organisasi dalam menjalankan kegiatan organisasi.
3.      Jelaskan kebijakan yang ditumpu oleh pimpinan organisasi dalam usaha pencapaian tujuan.
4.      Usahakan agar setiap orang mengerti srtuktur organisasi.
5.      Jelaskan peranan apa yang diharapkan oleh pimpinan organisasi untuk dijalankan oleh setiap orang.
6.      Tekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
7.      Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
8.      Berikan penghargaan serta pujian kepada karyawan yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang kurang mampu bekerja.
9.      Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal mungkin.

D.  TUJUAN PENGGERAKAN (MOTIVATING)
Tujuan motivating menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2.      Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
3.      Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
4.      Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
5.      Mengefektifkan pengadaan karyawan.
6.      Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
7.      Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
8.      Meningkatkan efisiensi penggunaan alat dan bahan baku.

BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Motivasi adalah keseluruhan proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Motivasi sangat penting dalam menjalani kehidupan, karena dengan adanya motivasi kita akan terus berusaha untuk mencapai cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai.















DAFTAR PUSTAKA
Siagian, Sondang P. 2003. filsafat administrasi. Bumi Aksara: Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara: Jakarta.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. BPFEYogyakarta: Yogyakarta.
Dharyanti, Ampe. 2014. Pengantar Manajemen, Motivasi (Diakses pada Senin, 16 Juni)














Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL ORGANISASI